Fisika Pedia
MODUL PRAKTIKUM ALAT UKUR

MODUL PRAKTIKUM ALAT UKUR

 ALAT  UKUR

(mikrometer, jangka sorong, gelas ukur, neraca)


Tujuan       :    Siswa dapat menentukan massa jenis zat dengan menggunakan mikrometer jangka sorong, gelas ukur dan neraca.

Dasar Teori   :      
Volume kelereng           
V = 4/3 πR^3           
 V  :  Volume
R  :  Jari – Jari

 Massa jenis                    
ρ = m/V                      

m  :  Massa
ρ :  Massa Jenis

Alat     :      
1.  Gelas ukur                4.  Jangka sorong
2.  Neraca                       5. Kelereng
3.  Mikrometer

Langkah percobaan  :
1. Ukur diameter kelereng dengan menggunakan mikrometer dan jangka sorong (d).
2. Timbanglah kelereng dengan neraca (m).
3. Isilah gelas ukur dengan air dan amatilah volumenya (V1)
4.    Masukkan kelereng dalam gelas ukur yang sudah berisi air (V2)

Data :
NO.
d (m)
Volume (4/3 πR^3)
V1
V2
ΔV
Mikrometer
Jangka sorong
Mikrometer
Jangka sorong

1.
2.

....................
....................

....................
....................

....................
....................

....................
....................

..........
..........

..........
..........

..........
..........

Analisis Percobaan:
Hitung massa jenis kelereng dengan rumus ρ = m/V

Kesimpulan  :
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

MODUL PRAKTIKUM PEMBIASAN PADA PRISMA

PEMBIASAN PADA PRISMA

PENDAHULUAN

Prisma terbuat dari lensa transparan yang tembus cahaya, dimana kedua sisinya dibatasi permukaan yang membentuk sudut tertentu.
Sifat-sifat perambatan cahaya seperti pemantulan, pembiasan, serta prinsip jalannya sinar telah dibahas dalam Optik Geometris. Adapun prinsip jalannya sinar yang mengenai prisma adalah sebagai berikut :
1.   Cahaya datang dari udara menuju bidang permukaan prisma,
2.   kemudian, cahaya tersebut akan dibiaskan mendekati garis normal,
3.   Ketika cahaya akan meninggalkan prisma menuju ke udara, maka cahaya tersebut akan dibiaskan kembali menjauhi garis normal.
Hal tersebut sesuai dengan bunyi Hukum Snellius yang bunyinya sebagai berikut : “Sudut datang sama dengan sudut pantul dan jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, maka sinar akan dibelokkan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, sinar datang akan dibelokkan menjauhi garis normal”.

MAKSUD DAN TUJUAN
Ø  Maksud :
Maksud dari praktikum ini adalah :
1.    Untuk mengetahui secara langsung mengenai materi-materi yang sudah diberikan,
2.    Mengetahui lebih dalam proses pembiasan cahaya pada prisma,
3.    Menambah wawasan kami mengenai ilmu-ilmu fisika.
Ø  Tujuan :
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.   Menentukan besar sudut pembias prisma (β),
2.   Menentukan besar sudut deviasi (δ),
3.   Menentukan indeks bias prisma (np).

ALAT DAN BAHAN
Ø  Alat dan bahan yang diperlukan sebagai berikut :
1.   Prisma,
2.   Kertas grafik/millimeter,
3.   Jarum pentul 12 buah,
4.   Gabus,
5.   Busur, dan
6.   Penggaris.
 * CARA KERJA *
Pembiasan Cahaya pada Prisma
1.            Letakkan prisma pada kertas grafik/millimeter (misal : seperti gambar di bawah). Buat garis AB, BC, dan AC sesuai sisi pada prisma sehingga membentuk sebuah gambar segitiga,
2.            Buat garis normal I yang memotong garis AC di titik O dengan syarat garis normal I tegak lurus dengan garis AC,
3.            Tancapkan jarum pentul pada titik P, Q dan R sehingga membentuk sudut 30o dengan garis normal,
4.            Tarik garis pada titik P, Q dan R sehingga membentuk sebuah garis (s) yang memotong AC di titik O,
5.            Jika titik P, Q dan R dilihat dari sisi BC, akan terlihat bayangan titik P, Q dan R di titik P’, Q’ dan R’ dengan syarat P, Q, R, P’, Q’ dan R’ terletak pada satu garis,
6.            Tarik garis pada titik P’, Q’ dan R’ sehingga membentuk sebuah garis (t) yang memotong BC di titik O’,
7.            Buat garis normal II yang memotong BC di titik O’ dengan syarat garis normal II tegak lurus dengan garis BC,
8.            Gabungkan titik O dan O’ sehingga membentuk sebuah garis yang menghubungkan garis normal I dengan garis normal II dan menghubungkan garis (s) dengan garis (t),
9.            Perpanjang garis normal I dan garis normal II sehingga bertemu di titik (E),
10. Perpanjang garis (s) dan garis (t) sehingga bertemu di titik (D),
11.       Dari hasil gambar tersebut kita sudah dapat mengetahui besarnya sudut I1, r1, I2, r2, δ dan δm,
12.       Masukkan besaran-besaran tersebut ke dalam rumus yang ada.

GAMBAR
PEMBIASAN CAHAYA PADA PRISMA
gambar rangkaian percobaan


Keterangan
:

 = Garis normal
δ   = Sudut deviasi
I  = Sudut datang
I2   = Sudut antara garis O ke garis normal kedua
r= Sudut antara garis O ke garis normal kesatu
r2  = Sudut keluar
β   = Sudut pembias Prisma
E   = Titik temu garis normal
t   = garis 30dari garis normal 1
s   = garis 30dari garis normal 2
D = titik temu garis t dan s




PERTANYAAN
Tentukan besar β dan  δ dari hasil pengukuran dan perhitungan  apakah sama jika tidak apa penyebabnya
Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan / praktikum yang telah anda lakukan
HASIL PENGAMATAN
No.
I1
I2
Δ
r1
r2
β
1
300





2
400






Secara perhitungan
     

 

Secara perngukuran

1. δ =
2. β =

KESIMPULAN:
...............................................................................................................................................................................................................................................................

    RUMUS-RUMUS FISIKA PART 1



    Hello good learner... weekend ngapain aja nih ?? daripada rebahan mending baca sesuatu yang bermanfaat yuk. Kamu pasti udah tahu dong kalau fisika itu penuh dengan rumus dan hitungan. Mengerjakan soal fisika tapi ga inget rumusnya apa, hmmm bakalan jadi susah menyelesaikan soalnya. Nah hari ini studygramfisika mencoba berbagi kumpulan rumus fisika. Karena rumus fisikanya banyak banget studygramfisika bagi menjadi beberapa bagian ya.. Oke Let's check it out 😉😉😉.

    A. BESARAN DAN SATUAN

    B. MASSA JENIS

    C. KALOR



    ASAS BLACK  

    CONTOH :

    PENYELESAIAN :


    D. PEMUAIAN 

    1. MUAI PANJANG


    2. MUAI LUAS


    3. MUAI VOLUME



    4. PEMUAIAN BIMETAL



    E. PERPINDAHAN KALOR

    1. KONDUKSI

    2. KONVEKSI

    3. RADIASI

    keterangan :

    F. SUHU DAN TERMOMETER


    G. USAHA 




    H. ENERGI



    I. DAYA 


    J. GERAK
    1. GLB


    GRAFIK GLB 

    2. GLBB

    Ciri-ciri GLBB :
    • percepatan benda (a) tetap/konstan
    • Nilai percepatan (a) positif jika GLBB dipercepat dan negatif jika GLBB diperlambat
    • Grafik GLBB :



    RUMUS GLBB :

    Vt = kecepatan akhir (m/s)
    Vo = kecepatan awal (m/s)
    s = jarak tempuh (m)
    a = percepatan (m/s2)
    t = waktu (s)

    contoh soal :
    Sebuah kereta mendapat percepatan 2 m/s2 selama 10 sekon dari keadaan diam lalu diperlambat dengan perlambatan 4 m/s2 sampai berhenti. Hitung jarak tempuh total yang telah ditempuh kereta sampai berhenti ??

    Gerak benda dapat digambarkan melalui grafik berikut :

    gerak I = GLBB dipercepat
    gerak II = GLBB diperlambat



    GERAK JATUH BEBAS
    • termasuk GLBB dipercepat
    • Vo = 0
    • a = +g 


    RUMUS :


    GERAK VERTIKAL KE ATAS 
    • termasuk GLBB diperlambat
    • a = - g
    • Vo ≠ 0


    RUMUS :

    GERAK VERTIKAL KE BAWAH 
    • termasuk GLBB dipercepat
    • a = + g
    • Vo ≠ 0

    RUMUS :


    GERAK MELINGKAR
    a. PERPINDAHAN SUDUT


    b. SUDUT TEMPUH 



    c. PERIODE DAN FREKUENSI 


    d. KECEPATAN LINIER DAN KECEPATAN SUDUT


    e. PERCEPATAN SENTRIPETAL DAN PERCEPATAN TANGENSIAL


    f. GAYA SENTRIPETAL


    HUBUNGAN RODA-RODA

    SEPOROS



    BERSINGGUNGAN




    DENGAN TALI /RANTAI


    GERAK MELINGKAR BERATURAN


    GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN (GMBB)




    CONTOH KASUS GAYA SENTRIPETAL 

    1. BENDA DIIKAT PADA TALI DAN DIPUTAR VERTIKAL



    2. BENDA DIIKAT DENGAN TALI DIPUTAR HORIZONTAL


    3. KASUS TIKUNGAN MENDATAR


    4. TIKUNGAN MIRING



    GERAK PARABOLA :  Gabungan GLB dan GLBB. Pada arah horizontal (x) berlaku GLB dan arah vertikal (y) berlaku GLBB


    sumbu x :

    sumbu y :

    kecepatan total :


    ketinggian maksimum :


    waktu mencapai titik tertinggi :


    waktu untuk mencapai tanah :


    posisi mendatar saat mencapai H maks :


    JARAK MENDATAR TERJAUH :



    LINK DOWNLOAD KUMPULAN RUMUS FISIKA PART 1 :


























































































































    Notification
    Ini adalah popup notifikasi.
    Done